1. Lembah Kering, Antartika (Curah Hujan Rata-Rata: 0)
Jika kita membayangkan Antartika, maka yang pertama kali muncul dalam benak kita adalah gambaran sebuah tempat yang penuh tertutup dengan salju. Tetapi, akan jauh berbeda dengan lembah kering di Antartika yang ternyata adalah tempat paling kering di dunia. Lembah-lembah ini memiliki kelembaban yang sangat rendah, dan hampir tidak ada es atau salju yang menutupi permukaanya, sehingga lembah ini adalah daerah bebas es terbesar di benua tersebut.Gunung terdekat cukup tinggi untuk memblokir es dari laut untuk mencapai lembah ini. Kondisi unik bebas es ini juga sebagian disebabkan oleh karena angin katabatic yang berhembus kuat dan terjadi ketika udara padat dan dingin menuruni bukit karena tertarik oleh gaya gravitasi. Angin ini bisa mencapai kecepatan 322 km/jam, sehingga gesekan udara tersebut dapat memanaskan dan menguapkan semua air, es dan salju.
2. Arica, Chili (Curah Hujan Rata-Rata: 0,761 mm per Tahun)
Arica merupakan kota paling kering di dunia, meskipun bukan tempat yang paling kering di dunia. Arica adalah kota pelabuhan, dan sekalipun hampir tidak pernah turun hujan dari langit, Arica tetap memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi dan sering tertutup oleh awan. Namun, walaupun udara cukup lembab, kelembaban ini tidak cukup untuk sampai ke tanah dalam bentuk hujan. Gurun Atacama yang berada di sekitarnya akan menghilangkan kelembaban dari udara dan awan tersebut dan hanya membawa udara kering ke gurun. Beberapa tempat di gurun ini bahkan tidak pernah menerima hujan selama lebih dari 500 tahun!
3. Al-Kufrah, Libya (Curah Hujan Rata-Rata: 0,860 mm per Tahun)
Tempat ini merupakan tempat paling kering di Afrika. Namun, Al-Kufrah memiliki beberapa oasis terdekat dimana mata air bawah tanah alami dapat memberi minum populasi manusia dan hewan. Tanaman utama yang dibudidayakan adalah persik, kurma dan aprikot. Di dekatnya, adalah dataran rendah gurun yang tertutup oleh bukit pasir hingga setinggi 300 m.
4. Aswan, Mesir (Curah Hujan Rata-Rata: 0.861mm per Tahun)
Aswan adalah nama yang mungkin dikenal sebagai nama bendungan. Tetapi, sebagian besar waktu, kota ini seluruhnya kurang kelembaban. Sementara beberapa bagian lain dari Mesir mendapatkan angin dari laut, Aswan tetap panas dan kering sepanjang tahun. Kedekatan kota ke "Tropic of Cancer" juga memberikan kontribusi terhadap suhu tinggi dan cuaca kering. Angin yang bertiup dengan kecepatan 160 km/jam sangat umum terjadi di kota ini.
5. Luxor, Mesir (Curah Hujan Rata-Rata: 0.862 mm per Tahun)
Luxor adalah tempat yang tidak mendapatkan banyak kelembaban. Dalam musim "dingin", angin panas yang dikenal dengan sebutan "Khamsin" kadang berhembus masuk dari Gurun Barat di dekat kota dan dapat membawa badai pasir juga. Badai pasir bisa berlangsung selama dua hari dan kecepatan udara dapat mencapai 150 km/jam yang akan meningkatkan suhu sebanyak 20 derajat. Dan setiap tetesan air hujan yang jatuh, akan segera menguap di udara yang panas.
Jika kita membayangkan Antartika, maka yang pertama kali muncul dalam benak kita adalah gambaran sebuah tempat yang penuh tertutup dengan salju. Tetapi, akan jauh berbeda dengan lembah kering di Antartika yang ternyata adalah tempat paling kering di dunia. Lembah-lembah ini memiliki kelembaban yang sangat rendah, dan hampir tidak ada es atau salju yang menutupi permukaanya, sehingga lembah ini adalah daerah bebas es terbesar di benua tersebut.Gunung terdekat cukup tinggi untuk memblokir es dari laut untuk mencapai lembah ini. Kondisi unik bebas es ini juga sebagian disebabkan oleh karena angin katabatic yang berhembus kuat dan terjadi ketika udara padat dan dingin menuruni bukit karena tertarik oleh gaya gravitasi. Angin ini bisa mencapai kecepatan 322 km/jam, sehingga gesekan udara tersebut dapat memanaskan dan menguapkan semua air, es dan salju.
2. Arica, Chili (Curah Hujan Rata-Rata: 0,761 mm per Tahun)
Arica merupakan kota paling kering di dunia, meskipun bukan tempat yang paling kering di dunia. Arica adalah kota pelabuhan, dan sekalipun hampir tidak pernah turun hujan dari langit, Arica tetap memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi dan sering tertutup oleh awan. Namun, walaupun udara cukup lembab, kelembaban ini tidak cukup untuk sampai ke tanah dalam bentuk hujan. Gurun Atacama yang berada di sekitarnya akan menghilangkan kelembaban dari udara dan awan tersebut dan hanya membawa udara kering ke gurun. Beberapa tempat di gurun ini bahkan tidak pernah menerima hujan selama lebih dari 500 tahun!
3. Al-Kufrah, Libya (Curah Hujan Rata-Rata: 0,860 mm per Tahun)
Tempat ini merupakan tempat paling kering di Afrika. Namun, Al-Kufrah memiliki beberapa oasis terdekat dimana mata air bawah tanah alami dapat memberi minum populasi manusia dan hewan. Tanaman utama yang dibudidayakan adalah persik, kurma dan aprikot. Di dekatnya, adalah dataran rendah gurun yang tertutup oleh bukit pasir hingga setinggi 300 m.
4. Aswan, Mesir (Curah Hujan Rata-Rata: 0.861mm per Tahun)
Aswan adalah nama yang mungkin dikenal sebagai nama bendungan. Tetapi, sebagian besar waktu, kota ini seluruhnya kurang kelembaban. Sementara beberapa bagian lain dari Mesir mendapatkan angin dari laut, Aswan tetap panas dan kering sepanjang tahun. Kedekatan kota ke "Tropic of Cancer" juga memberikan kontribusi terhadap suhu tinggi dan cuaca kering. Angin yang bertiup dengan kecepatan 160 km/jam sangat umum terjadi di kota ini.
5. Luxor, Mesir (Curah Hujan Rata-Rata: 0.862 mm per Tahun)
Luxor adalah tempat yang tidak mendapatkan banyak kelembaban. Dalam musim "dingin", angin panas yang dikenal dengan sebutan "Khamsin" kadang berhembus masuk dari Gurun Barat di dekat kota dan dapat membawa badai pasir juga. Badai pasir bisa berlangsung selama dua hari dan kecepatan udara dapat mencapai 150 km/jam yang akan meningkatkan suhu sebanyak 20 derajat. Dan setiap tetesan air hujan yang jatuh, akan segera menguap di udara yang panas.