Jakarta, Perasaan gelisah dan tidak bisa diam selalu dikaitkan dengan stres yang memang tidak sehat secara kejiwaan. Namun bagi yang punya kebiasaan nonton televisi seharian, kegelisahan bisa membantu mengurangi efek negatif dari kurang gerak.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa nonton elevisi seharian penuh bisa meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Penyebabnya tak lain karena tubuh menjadi kurang banyak bergerak, sehingga cadangan kalori tidak terbakar dan ditimbun dalam bentuk lemak.
Untungnya para ahli membuktikan bahwa, aktivitas fisik seringan apapun bisa mengurangi efeknya meski tidak akan benar-benar menyamai manfaat olahraga. Aktivitas ringan yang dimaksud juga mencakup meregangkan dan menggerak-gerakkan kaki, seperti yang dilakukan saat sedang gelisah.
Meski para ahli tetap menyarankan olahraga secara rutin sebanyak 150 menit setiap minggu jika ingin sehat, namun gerakan-gerakan kecil ini tetap dianggap memberi manfaat daripada tidak bergerak sama sekali. Setidaknya, tubuh sudah bergerak meski sangat sedikit.
"Risiko penyakit kardiovaskular meningkat setelah nonton TV selama 2 jam atau lebih. Jika bisa lebih aktif di depan TV, maka hal itu akan menguntungkan," kata Dr Wilby Williamson, pakar kesehatan olahraga dari National Health Service, seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (1/7/2012).
Dr Williamson menambahkan, rata-rata manusia zaman sekarang menghabiskan waktu hingga 4 jam di depan televisi. Gaya hidupnya menjadi sangat tidak sehat karena 60-70 persen hidupnya dihabiskan dengan duduk-duduk tanpa melakukan aktivitas fisik apapun.
Padahal semakin lama duduk diam dan tidak bergerak, maka risiko berbagai penyakit bisa meningkat. Selain penyakit kardiovaskuler, berbagai risiko gangguan metabolisme seperti kelebihan lemak dan juga diabetes atau sakit gula juga meningkat karenanya.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa nonton elevisi seharian penuh bisa meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Penyebabnya tak lain karena tubuh menjadi kurang banyak bergerak, sehingga cadangan kalori tidak terbakar dan ditimbun dalam bentuk lemak.
Untungnya para ahli membuktikan bahwa, aktivitas fisik seringan apapun bisa mengurangi efeknya meski tidak akan benar-benar menyamai manfaat olahraga. Aktivitas ringan yang dimaksud juga mencakup meregangkan dan menggerak-gerakkan kaki, seperti yang dilakukan saat sedang gelisah.
Meski para ahli tetap menyarankan olahraga secara rutin sebanyak 150 menit setiap minggu jika ingin sehat, namun gerakan-gerakan kecil ini tetap dianggap memberi manfaat daripada tidak bergerak sama sekali. Setidaknya, tubuh sudah bergerak meski sangat sedikit.
"Risiko penyakit kardiovaskular meningkat setelah nonton TV selama 2 jam atau lebih. Jika bisa lebih aktif di depan TV, maka hal itu akan menguntungkan," kata Dr Wilby Williamson, pakar kesehatan olahraga dari National Health Service, seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (1/7/2012).
Dr Williamson menambahkan, rata-rata manusia zaman sekarang menghabiskan waktu hingga 4 jam di depan televisi. Gaya hidupnya menjadi sangat tidak sehat karena 60-70 persen hidupnya dihabiskan dengan duduk-duduk tanpa melakukan aktivitas fisik apapun.
Padahal semakin lama duduk diam dan tidak bergerak, maka risiko berbagai penyakit bisa meningkat. Selain penyakit kardiovaskuler, berbagai risiko gangguan metabolisme seperti kelebihan lemak dan juga diabetes atau sakit gula juga meningkat karenanya.